DETEKSI.co - Medan, Hari Kamis (29/4) Tito Gatsu mengulas " Kita mendapatkan berita yang cukup melegakan dengan ditangkapnya Munarman , ia bukanlah sosok sembarangan dia adalah seorang radikal yang cukup cerdas dan mampu melakukan manuver disegala situasi.
Langkahnya taktis punya masa militan dan mampu membuat jaringan terorisme yang berjenjang sehingga dia ditakuti dan dibutuhkan oleh banyak politikus yang Punya kepentingan apalagi dia adalah seorang pegiat HAM Pernah memimpin Kontras dan LBHI juga menguasai wilayah di sumatera yang meliputi wilayah Aceh hingga Sumatera Selatan , karena profesinya sebagai seorang pengacara dia selalu menangani daerah -daerah rawan konflik mulai Aceh, Maluku, Sulawesi hingga Irian , sebagai seorang pengacara yang selalu membela terdakwa terorisme kasus-kasus besar seperti Bom Bali, ustad Abu Bakar Ba'asyir , Poso, Ambon hingga Biak tentunya dia justru mempunyai jaringan yang luas dan kuat.
Apalagi sejak bergabung dengan FPI Munarman menjadi kekuatan yang sangat ditakuti di negeri ini Karena dia menguasai FPI dan Komnas HAM, serta semua lembaga Independen yang ada di Indonesia, Munarman betul betul seperti menjadi pemilik atau pemimpin FPI bahkan Kita bisa melihat pengaruh Rizieq Shihab pun jauh bila dibandingkan Munarman jadi tidak salah jika Denny Siregar menganggap Rizieq Shihab sebagai bonekanya Munarman dan Itu pula yang Kita lihat.
Pada tahun 2008 Munarman bergabung dengan Joserizal Jurnalis ketua Mer-C mengadakan konferensi Pers meminta pemerintah Indonesia tidak bekerjasama lagi dengan NAMRU 2 (Naval Medical Research Institute Unit 2 ) atau Kerja sama dengan Institut Riset Angkatan Laut AS. Dimana hal ini membuat langkah Munarman pun disegani oleh AS dan NAMRU 2 dibubarkan pada tahun 2009 , Munarman pun menjadi tokoh penting di Mer-C yang mempunyai jaringan diwilayah konflik diseluruh dunia.
Hal ini mendekatkannya dengan Jusuf Kalla yang saat Itu menjadi ketua PMI. Dan Munarman juga dikenal sebagai aktivis HTI oleh karenanya semenjak Murnaman bergabung dengan FPI , kedekatan HTI, PKS dan Jusuf Kalla terjalin dengan baik.
Sebelumnya kita belum pernah menyimak statemen keras dari FPI terkait antek asing di Indonesia seperti Freeport dan perusahaan lainnya. FPI sendiri sering nampak memprotes sejumlah bar dan cafe yang beroperasi di daerah tertentu. Alasan mereka karena pemaksiatan agama.Tapi ditangan Munarman yang bergabung dengan FPI sejak 2008, FPI bisa menjadi besar dan selalu terlibat dalam setiap konflik Agama di tanah air dari mulai Aceh, Poso, Ambon hingga Papua Barat di wilayah Biak dan Sorong.
Keberadaan gerakan konfrontasi yang dilakukan FPI ditengah pengambil alihan freeport, seakan punya hubungan, antara dijadikan kambing hitam pengalihan isu bahkan kuda hitam bagi Amerika untuk terus mengganggu stabilitas negara Indonesia. FPI memang cukup nasional gerakan perlawanan mereka. Sehingga patut diwaspadai. Terlebih lagi bila ormas tersebut di sinyalir menjadi kaki tangan pengalihan isu yang dipraktekkan oleh perusahaan asing.
Fenomena kerusuhan sosial disaat pengaturan perusahaan oleh negara sudah merupakan hal biasa. Kalau di Papua, seketika ada mobilisasi atau sikap rakyat Papua menolak freeport, tiba-tiba saja ada kelompok tertentu yang memakai isu Papua merdeka untuk mengalihkan isu freeport. Pengibaran bendera bintang kejora, perang suku bahkan penembakan di Yapen Waropen yang korbannya terkenal dengan nama Yawan Wayeni, di duga terjadi secara serentak seketika perusahaan freeport sedang menghadapi masalah. Kali ini, gejala konflik resitensi kapitalisme yang menjadikan isu Papua sudah di ketahui, maka itu berbagai cara lain di pakai.
Kerusuhan yang merebak di Indonesia punya kaitan dengan kerja bawah tanah freeport di ungkapkan oleh Pengamat Intelejen Indonesia. Bahwa Politik Rusuh Maluku Terkait Kepentingan Freeport. Pendapat tersebut disampaikan pengamat intelijen Herman Ibrahim. (sb)